Tarian Maluku ramaikan Perayaan Syukur Kaul Kekal ALMA PUTERI pada 8 September 2023 yang lalu. Perayaan ini berlangsung dengan meriah. Sejumlah 47 penari asal Maluku yang terdiri dari 36 penari putri dan 11 penari putra menampilkan kolaborasi tari busur panah, tari sawat dan tore-tore dalam prosesi penjemputan bapak uskup Malang, para imam dan 24 suster yang berkaul kekal. Para penari ini adalah gabungan mahasiswa dan siswa/siswi Maluku yang berada di kota Malang. https://almaputeri22.net/2024/01/05/perayaan-syukur-kaul-kekal-alma-puteri/
Kolaborasi Tarian Busur Panah, Sawat dan Tore-Tore
“Kepulauan Maluku kaya akan keindahan alamnya. Pantai berpasir putih halus berhias hamparan pohon kelapa, laut biru dengan kekayaan bawah lautnya, gunung dan bukit. Semunya itu membuat kami bangga lahir dan besar di tanah leluhur kami. Hukum adat Larvul Ngabal sebagai pedoman hidup telah mengajarkan kepada kami untuk selalu bangga akan adat istiadat dan budaya yang sudah ada turun temurun. Tarian dan nyanyian adat akan selalu kami gaungkan,” demikian suara nyaring MC, Ibu Keke Unitly mengiringi tarian itu. Kolaborasi tarian Maluku pada perayaan ini adalah Tari Busur Panah, Tari Sawat dan Tari Tore-Tore berlangsung dengan meriah.
Tarian Maluku Sosoi Sawat dan Sosoi Temar Rubil
Tarian Maluku Sosoi Sawat adalah tarian pergaulan sebagai lambang persaudaraan masyarakat Kei dengan filosofi Ain Ni Ain. Para penari putri menggerakkan gerakan-gerakan yang mengandung makna dan keselarasan hidup. Sosoi Temar-Rubil atau Tarian Panah di Tarikan oleh Bran-Bran Evav Atau Laki-laki Kei, dengan busur dan anak panah. Kapitan sebagai kepala atau pemimpin perang menggunakan parang dan tombak sebagai lambang keperkasaan laki-laki Kei. Mereka menjaga batas-batas tanah serta harkat dan martabat perempuan Kei dan mengenang perjuangan nenek moyang Kei pada zaman perang. Gerakan cepat dan lincah, dengan seorang kapitan menjadi ciri khas utama tarian ini.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Maluku
Tarian Maluku: Tore-Tore
Dalam kebudayaan Suku Tanimbar, Tari Tore merupakan tarian suka cita untuk berbagai perayaan, seperti upacara adat dan keagamaan, maupun untuk sekadar hiburan. Di masa lalu, tarian ini untuk merayakan kemenangan perang antarsuku. Yang membawakkan tarian Tore biasanya oleh banyak orang dari berbagai kalangan tanpa memandang usia dan gender, baik laki-laki maupun perempuan, ataupun tua dan muda. Jumlah penarinya bisa mencapai puluhan orang. Gerakannya sendiri tidak begitu sulit untuk dibawakan, karena hanya mengandalkan goyangan badan dan gerakan kaki berbaris secara teratur mengikuti irama nyanyian berbahasa tradisional Tanimbar.
Memperkenalkan kebudayaan tarian Maluku
Faizal Janwarin selaku Kapitan dalam tarian ini mengatakan bahwa ia dan teman-teman merasa bersyukur dan bangga mendapat kesempatan untuk ikut dalam perayaan ini sekaligus memperkenalkan kebudayaan Maluku dalam perayaan ini. ” Saya dan teman-teman merasa bersyukur dan bangga mendat kesempatan untuk memeriahkan perayaan syukur kaul kekal suster ALMA. Kesempatan bagi kami untuk memperkenalkan kebudayaan Maluku. Saya juga bersyukur karena ini adalah pertama kalinya saya menjadi kapitan dalam acara keagamaan ini. Terima kasih untuk semua pihak yang mendukung kami dan kami merasa bahagia dan bersyukur bahwa kami dapat menuntaskan tugas tersebut dengan baik,” ungkapnya.
Faizal dan para penari lainnya berharap semoga para suster yang sudah berkaul kekal tetap setia dalam panggilan Kristus, dan senantiasa mendedikasikan diri untuk Tuhan, melalui mereka yang membutuhkan kasih-Nya. Para suster melayani tanpa membedakan Latar belakang Umat. “Kesan saya dari kegiatan ini, saya dan teman-teman bisa lebih dekat dan akrab dengan para suster yang membimbing kami selama proses latihan. Bukan hanya para suster tapi juga teman-teman dan adik-adik yang menimbah Ilmu di sini (Bhakti Luhur ). Melalui kegiatan ini kami juga belajar tentang persaudaraan, kebersamaan dan kekompokan dalam menampilkan tarian dan Dari yang belum saling kenal, kami kini menjadi saudara,” tuturnya.
“Semoga kebersamaan ini , tetapi kita semua tetap menjalin kekeluargaan Ale Rasa Beta Rasa,” kata kapitan penuh harapan.
Pela gandong