Perayaan syukur 60 Tahun ALMA (Asosiasi Lembaga Misionaris Awam), 8 September 2024 dapat terselenggara dengan penuh khidmat. Bapa Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O. Carm memimpin perayaan ekaristi sebagai puncak acara. Selain Uskup Malang sebagai selebran utama, turut hadir dalam perayaan ini 4 uskup, di antaranya: Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Kanisius Mandagi MSC, Uskup Keuskupan Tanjungkarang; Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo, Uskup Sibolga; Mgr. Fransiskus Tuaman Sinaga, dan Uskup Weetebula, Mgr. Edmund Woga, C.SS.R. Lebih lanjut hadir pula pembina rohani ALMA, Rm. Benediktus Adi Saptowidodo, CM, Rm. Astanto CM dan lebih dari 40 imam memeriahkan perayaan syukur ini.
Petugas Liturgi Perayaan Syukur 60 Tahun ALMA
Misa ini tampak penuh dengan momen spiritual dan kebudayaan yang mendalam, di mana keluarga besar ALMA berperan sebagai petugas liturgi dengan berbagai kontribusi yang menggugah. Kehadiran anak-anak tuna netra sebagai lektor dan pemazmur menjadi simbol kuat. Setiap orang, tanpa memandang keterbatasan, memiliki peran penting dalam pelayanan gereja. Suara mereka dalam pembacaan kitab suci dan mazmur memberikan kesan yang mendalam dan menyentuh hati.
Koor gabungan keluarga ALMA dibawah bimbingan Bpk Gregorius M. Uce ini menyanyi dengan luar biasa tentunya semakin memperkuat suasana misa ini, dengan harmoni suara yang menggema sebagai ungkapan pujian dan syukur kepada Tuhan. Alunan musik anak-anak tuna netra mengisi suasana misa dengan alunan musik yang indah. Kehadiran mereka sebagai pengiring musik dalam misa menunjukkan bahwa talenta mereka menjadi persembahan untuk memuliakan Tuhan, sekaligus menjadi contoh nyata bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk melayani dan berbagi keindahan. Momen ini tentu menginspirasi umat untuk lebih bersyukur atas berbagai talenta yang ada dan lebih menghargai keberagaman di dalam gereja.
Kebudayaan: Bentuk ungkapan Doa
Tarian-tarian dalam penyambutan, persembahan, dan iringan misa mencerminkan penghormatan kepada budaya lokal serta keindahan seni sebagai bentuk ungkapan doa. Hal yang juga istimewa adalah aneka bahan persembahan dari berbagai daerah, yang memperlihatkan kekayaan budaya dan tradisi, serta bagaimana setiap daerah turut berpartisipasi dalam mempersembahkan hasil bumi dan karya mereka kepada Tuhan.
Yang tak kalah penting, mempersembahkan anak-anak dalam Ekaristi ini menandakan simbol kepolosan, harapan, dan masa depan dalam lindungan kasih Tuhan.
Bahasa Isyarat
Penggunaan bahasa isyarat juga menambah keindahan visual dalam liturgi, karena gerakan-gerakan tangan yang penuh makna memperkaya pengalaman berdoa. Hal ini memungkinkan umat/anak-anak dengan gangguan pendengaran untuk berpartisipasi aktif dalam misa, merasakan komunitas, dan mengalami keintiman rohani yang sama seperti umat lainnya. Dengan penerapan bahasa isyarat, misa menjadi sebuah ruang inklusif di mana semua orang, tanpa memandang keterbatasan fisik, dapat bersatu dalam iman dan doa.
Momen ini menggambarkan bagaimana setiap elemen liturgi dalam misa ini dirayakan dengan rasa syukur yang mendalam, kebersamaan, dan keindahan budaya yang memperkaya makna spiritual acara tersebut.
Refleksi perayaan syukur 60 tahun
Perayaan 60 tahun ALMA PUTERI (8/9/1963) dan ALMA PUTERA (17/5/1964) dengan tema “Cinta Kasih Membangun Dunia Baru” memiliki makna yang sangat mendalam. Tema ini menyoroti cinta kasih sebagai landasan utama untuk menciptakan perubahan yang positif dalam dunia yang terus berkembang dan penuh tantangan.
Cinta Kasih sebagai Dasar Misi ALMA
Perayaan ini mengingatkan bahwa seluruh karya ALMA selama 60 tahun didasarkan pada semangat cinta kasih. ALMA telah berperan sebagai agen perubahan di tengah masyarakat, membawa damai, harapan, dan perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Dalam cinta kasih, mereka membangun dunia yang lebih baik melalui karya misioner dan pelayanan kasih.
Membangun Dunia Baru
Dunia baru dalam tema ini bukan hanya perubahan fisik, tetapi juga transformasi nilai-nilai kehidupan yang lebih berpusat pada keadilan, kasih, dan perdamaian. Perayaan ini mengajak setiap anggota ALMA dan umat yang hadir untuk terus berkomitmen membangun tatanan dunia yang lebih manusiawi, di mana setiap individu merasa berharga dan mendapatkan cinta tanpa memandang latar belakang.
Refleksi atas 60 Tahun Pelayanan:
Perayaan 60 tahun ini menjadi momen refleksi atas perjalanan panjang ALMA PUTERI dan ALMA PUTERA dalam pelayanan selama enam dekade. ALMA telah memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sosial dan spiritual banyak orang. Oleh karena itu, tema ini menjadi sebuah ajakan untuk melanjutkan perjuangan dengan semangat cinta kasih, tidak hanya mempertahankan apa yang telah dicapai, tetapi juga memperluas dampak positifnya.
Harapan bagi Generasi Muda
Cinta kasih yang membangun dunia baru juga membawa pesan penting bagi generasi muda, bahwa mereka adalah penerus misi ini. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi dengan konflik dan ketidakadilan, generasi muda diajak untuk menjadi agen-agen cinta kasih yang dapat membawa perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, perayaan 60 tahun ALMA PUTERI dan ALMA PUTERA dengan tema Cinta Kasih Membangun Dunia Baru adalah momen penting untuk memperkuat kembali semangat misioner dan cinta kasih. Hal tersebut juga menjadi inspirasi untuk terus melayani dan membangun dunia yang lebih baik, sesuai dengan nilai-nilai injili.
Pesan Bapa Uskup Malang
Dalam homilinya, Bapa Uskup mengingatkan bahwa Gereja selalu menyadari bahwa karya cinta kasih kepada orang yang menderita, miskin, tersingkir, difabel, itu merupakan bagian dari misi Gereja. Lebih lanjut uskup mengatakan bahwa lebih muda melayani orang kaya. Mereka bisa memberikan balas jasa, memberikan tanda terima kasih, mereka bisa menyumbang tetapi jauh lebih sulit melayani orang yang timpang, miskin, yang tidak bisa membalas undangan. Maka dari itu para Bruder dan Suster ALMA mendapat suatu tugas yang berat tetapi mungkin juga aman karena melayani orang kecil. Harapannya demikian. Bapa uskup mengakhiri homilinya dengan mendoakan para anggota ALMA semoga Tuhan menyertai semua anggota ALMA dalam pelayanan seterusnya sehingga berguna bagi Gereja, berguna bagi Nusa dan Bangsa.
ALMA: Remah-Remah
Sr. Veronika Witin, ALMA selaku ketua panitia perayaan syukur ini berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah mendukung perayaan ini sejak awal hingga boleh berjalan lancar dan memohon maaf atas segala kekurangan yang terjadi. Mengakhiri sambutannya ia berharap semoga semangat kebersaman ini harus dirasakan sebagai satu keluarga ALMA. Beliau juga berharap semangat ini terus terjaga dan ALMA semakin berjaya dalam setiap kiprah dan pengabdiannya dan terus melanjutkan pelayanan ini dengan semangat yang tak pernah padam. Lebih lanjut Wakil Pemimpin Umum ALMA ini menegaskan untuk setiap anggota ALMA terus mengingat bahwa mereka adalah remah-remah yang jatuh dari meja perjamuan untuk umat yang miskin dan terlantar.
Selanjutnya Sr. Cicilia Suratmi, ALMA (Pemimpin Umum ALMA PUTERI) juga mengucapkan terima kasih kepada para uskup atas doa, berkat dan restunya untuk ALMA. Sr Cicilia juga mengucapkan terima kasih kepada para imam, biarawan/biarawati dan semua pihak yang senantiasa mendukung ALMA. Beliau juga menegaskan bahwa keluarga ALMA ialah anggota ALMA, Bhakti Luhur, IPI dan Perkasih. Senada dengan Sr. Veronika Witin, ALMA, Ibu Cicil begitu sapaanya menegaskan bahwa ALMA adalah remah-remah yang jatuh dari meja perjamuan tetapi ALMA berusaha untuk memuji Tuhan di surga maupun di bumi sesuai dengan kharisma pendiri.
Harapan dan Doa Uskup Sibolga
“Horas, Ya’ahowu, Mejuah–juah” ucap Uskup Sibolga; Mgr. Fransiskus Tuaman Sinaga, dengan lantang dan bahagia dalam mengisi sesi akhir sambutan perayaan syukur ALMA. Dalam kesempatan ini Bapa Uskup memanggil rombongannya untuk mendampinginya. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa peduli dengan anak-anak ALMA. Harapannya ALMA terus bergembira, bersukacita dan terus mengahdirkan kasih Tuhan. Di mana kasih itu menuntun ALMA untuk memanusiakan manusia. Uskup Sibolga berharap ALMA terus memelihara apa yang sudah dimiliki, dipegang dan diteladani dari santo Vinsensius a Paulo. Bapa Uskup menegaskan bahwa cinta itulah yang membuat ALMA melayani dengan total. Bapa Uskup juga berterima kasih kepada ALMA yang sudah membuka satu komunitas baru di Sibolga. “Terima kasih atas kehadiran, atas sentuhan kasih yang diberikan kepada anak-anak sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang dan juga ALMA menghadirkan mukjizat-mukjizat kecil di mana mereka berada,” ungkap bapa uskup di akhir sambutannya.
Hadiah dari Uskup Sibolga
Momen penuh haru terjadi saat Bapa Uskup memberikan Ulos khas Batak kepada Pemimpin Umum ALMA PUTERI. Bapa Uskup menjelaskan bahwa ulos adalah bentuk syukur yang disampaikan kepada orang-orang yang dikasihi, yang mau membangun persaudaraan, kebersamaan yang tetap menjaga kehangatan dalam pelayanan. Lebih lanjut Bapa Uskup mendoakan semoga dengan ulos ini seluruh badan, jiwa seluruh ALMA tetap hangat dalam pelayanan dan perutusan.
Ramah Tamah
Setelah perayaan Ekaristi, acara masih terus berlanjut dengan pelepasan burung merpati sebagai simbol perdamaian, kebebasan, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Burung-burung tersebut terbang tinggi di langit. Hal itu mencerminkan harapan agar karya misi ALMA semakin meluas dan membawa damai bagi banyak orang. Acara berikutnya pemotongan tumpeng, yang melambangkan rasa syukur dan kebersamaan. Pemotongan tumpeng secara simbolis oleh para uskup dan pemimpin ALMA. Setelah itu saling berbagi kepada seluruh undangan yang hadir sebagai simbol perayaan dan berkat bersama. Acara berlangsung meriah dengan penampilan atraksi dari seluruh keluarga besar ALMA.
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=uskup+sibolga
Baca juga: https://almaputeri22.net/2024/09/10/paus-fransiskus-berkunjung-ke-susteran-alma-dili-timor-lest/
hubungi kami di : https://almaputeri22.net/contact-us/
Terima kasih ulasan acara demi acara membawa makna tersendiri utk di renungkan. Terima kasih semoga ALMA kedepannya tetap menjadi ALMA yg tulus mencintai org kecil dgn mewujud nyatakan kharisma pendirj
Amin