Perjalanan misi ke Sumba Timur adalah pengalaman sukacita. Pengalaman kami dalam perjalanan misi ke Sumba Timur, yang terlaksana pada 7-14 April 2024, mencakup dua tujuan utama. Pertama, kami melakukan evaluasi dan menyusun program kerja tahunan para misionaris di Pulau Sumba, terutama di Nggongi-Sumba Timur. Kedua, kami mempelajari dan meniru metode misi para Imam Redemtorist. Kedua tujuan tersebut berhasil tercapai dengan lancar berkat bimbingan Tuhan, sehingga kami kembali ke tempat tugas di Malang dengan penuh semangat
Semangat misionaris yang menginspirasi
Di bagian timur Pulau Sumba, ada lima misionaris dari ALMA yang mendapat tugas khusus untuk mengabdi kepada umat. Kebutuhanakan kehidupan rohani dapat terpenuhi dengan kehadiran ALMA PUTERI dengan mengirim anggotanya untuk melayani di sana. Semangat para misionaris menjadi inspirasi bagi kami untuk berbagi pengalaman tentang perjuangan melayani umat di konteks gereja Sumba yang unik. Budaya lokal yang memengaruhi perkembangan iman umat menjadi faktor keberhasilan para misionaris dalam misi mereka.
Konsistensi dalam kunjungan
Salah satu aspek yang menarik bagi misionaris ALMA di Pulau Sumba adalah konsistensi dalam kunjungan kepada umat. Hal itu untuk memastikan kebersamaan dalam gereja tetap terjaga. Meskipun umat masih sangat bergantung pada para misionaris, evaluasi menunjukkan adanya perubahan dari kurang terlibat menjadi lebih aktif setelah pendampingan yang berkelanjutan. Pengalaman ini mendorong kami untuk merefleksikan komitmen kami untuk terus menjadi bagian dari misi di Pulau Sumba, tanpa henti meskipun menghadapi tantangan dan kelelahan, karena kami memiliki semangat dan harapan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi umat yang merindukan kehadiran dan bimbingan misionaris.
Belajar bersama Imam Redemtorist.
Pada kesempatan ini, kami bertiga berkesempatan untuk mempelajari metode misi para Imam Redemptorist yang telah lama melayani umat Allah di Pulau Sumba. Kami sangat terkesan dengan beberapa hal yang memperkaya pengalaman kami, seperti misi periodik yang berlangsung selama sekitar lima bulan, terbagi menjadi tiga tahap: satu bulan persiapan, tiga bulan pelaksanaan, dan satu bulan pendampingan. Pendekatan yang terstruktur dari misi periodik ini melibatkan kolaborasi antara misionaris dan umat, yang bergerak bersama-sama. Kami menemukan metode ini menarik karena tidak hanya fokus pada pendalaman iman, tetapi juga memperhatikan situasi umum yang memungkinkan terciptanya interaksi yang lebih erat. Contohnya, jika ada misionaris yang mahir dalam bermain bola, anak-anak dikumpulkan untuk bermain bola dengan doa sebelum dan sesudahnya. Pendekatan ini menggambarkan esensi misi sejati, yang tidak hanya memberikan pengajaran agama, tetapi juga memperhatikan kebutuhan umat, memungkinkan kami untuk lebih memahami realitas hidup mereka dan mengintegrasikan nilai-nilai Kristen sehingga umat merasa lebih dekat dengan Yesus.
Baca juga https://almaputeri22.net/2024/01/08/refleksi-perjalanan-misi/
Menerima kehendak Tuhan dan Melakukannya
Pengalaman yang memberi berlimpah pengetahuan membuka pintu baru dalam menetapkan prioritas dan metode dalam melayani, khususnya dalam praktik misi iman, yang menjadi fokus kerja umat ALMA. Romo Janssen, sebagai pendiri ALMA, sering kali mendorong anggota ALMA untuk belajar dari metode misi yang digunakan oleh para imam Redemptorist. Kesempatan untuk mempelajarinya tidak hanya terjadi karena keinginan kami, tetapi juga merupakan bagian dari kehendak Tuhan. Ketika Tuhan menghendaki sesuatu, segala sesuatu menjadi lebih mudah dan lancar. Prinsip kami dalam menjalankan misi kali ini adalah menerima kehendak Tuhan dan melakukannya untuk kemuliaan-Nya. Kami hadir untuk melayani mereka yang sangat membutuhkan, dan kami memberikan bantuan untuk membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan.
Malang, 16 April 2024. @Helena Gulo, ALMA