PERJALANAN MISI MEMENUHI AMANAT AGUNG
"Seorang Misionaris Awam adalah seorang yang meninggalkan pekerjaannya sendiri, kesenangannya sendiri, dan menuju ke orang lain, mencarinya; khusus orang miskin." (Rm. Paulus Hendrikus Janssen, CM-8 September 1982)
Advertisements

Refleksi perjalanan misi Sr. Helena Gulo, ALMA adalah perjalanan memenuhi amanat agung Yesus. Dalam kisah (Matius 28:18-20; Kisah Para Rasul 1:8). Yesus memberikan perintah kepada murid-murid-Nya untuk membagikan Injil ke seluruh dunia. Seorang misionaris memainkan peran utama dalam mewujudkan kabar gembira itu. Dengan demikian, perjalanan misi adalah perjalanan Injil yakni kabar sukacita. https://almaputeri22.net/2023/04/05/wajah-belas-kasih-allah/

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah WhatsApp-Image-2024-01-05-at-20.41.271-edited.jpeg

https://www.imankatolik.or.id/f.php?f=index1.html

Refleksi Perjalanan Misi: Peran seorang misionaris

Pada tanggal 21-29 Desember 2023 Sr. Helena Gulo, ALMA bersama Sr. Getrudis Seuk,ALMA memilih untuk bermisi di Mandam-Kalimantan Selatan. Di sana mereka melayani umat yang tersebar di kebun kelapa sawit dan buruh pabrik. “Saya merenung tentang peran sebagai misionaris dan pada akhirnya menyadari bahwa betapa pentingya memberikan diri dalam pelayanan kepada umat yang sangat membutuhkan. Dalam hal ini pendampingan iman. Pngalaman iman di tempat ini memperkaya pemahaman saya tentang nilai-nilai kemanusiaan dan keberagamaan,” ungkap Suster asal Nias itu.

Menjadi Saksi Injil: Kesaksian Hidup dalam Kasih Tuhan

Menjadi saksi Injil tidak hanya lewat kata-kata melainkan tindakan nyata. “Umat beriman kristiani adalah mereka yang, karena mereka telah dipersatukan dalam Kristus melalui Pembaptisan, telah menjadi umat Allah; oleh karena itu, karena mereka telah mengambil bagian dalam jabatan imamat, kenabian, dan kerajaan Kristus.” (KGK 871). Dengan demikian, kita semua sebagai umat kristiani dipanggil ikut serta dalam tugas pewartaan, pengudusan dan pelayanan/penggembalaan. “Salah satu umat spontan bercerita bahwa ia kurang merasakan kedekatan dengan Tuhan. Setelah ada para misionaris ALMA dan ia pernah mendengar mereka berdoa bersama umat Katolik ia lantas tertarik bergabung dan mau menerima pembaptisan,” cerita suster Kepala SMAK Bhakti Luhur Malang ini.

Pengalaman itu menghantar Sr. Helena pada sebuah refleksi bahwa kehadiran secara fisik dan kesaksian hidup juga menjadi salah satu sarana untuk menghantar orang lain lebih dekat dengan penciptanya. Keputusannya untuk bermisi saat liburan di tempat itu terasa bermakna. Meskipun waktunya hanya singkat akan tetapi Sr Helena bersyukur bertemu bersama umat yang memberikan kesaksian hidup merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya. Hal tersebut membawa kebahagiaan dalam perjalanan panggilannya. https://smakblmalang.sch.id/

Sukacita Natal di Mandam-Kalimantan Selatan

Perjalanan misi kadang-kadang menjadi tantangan kita untuk memercayai Tuhan dengan cara yang hanya dapat terjadi di luar zona nyaman kita. Kita tentu akan menghadapi situasi yang berbeda atau asing bagi kita. Namun, itu semua adalah bagian dari rancangan-Nya untuk mengajari kita bagaimana kita bergnatung pada kasih-Nya. “Pada malam Natal, saya bersyukur karena masih bisa melayani dalam tugas sebagai organis. Suasana malam Natal terasa beda bagi umat dan juga bagi saya. Umat merasa sungguh bergembira karena bisa bernyanyi dengan baik dan diiringi dengan alat musik yang ada. Bagi saya sebagai misionaris, tentu menjadi sukacita yang berbeda pula, karena bisa merasakan antusias umat yang luar biasa, hingga saya menyadari betapa pentingnya sebuah kehadiran di tengah-tengah mereka yang membutuhkan,” ungkap alumni SMAK Bhakti Luhur Malang itu.

“Hal lain yang juga tidak kalah penting ketika hari raya Natal, saya bersama dua suster dan Pastor Paroki, berkunjung ke stasi dan komunitas buruh pabrik dan sawit. Sesampai di depan gereja, saya melihat umat berdatangan dari Divisi-divisi dimana mereka tinggal. Mereka begitu bersemangat, penampilan mereka pun tidak kalah dengan orang-orang di daerah perkotaan. Mereka mempersiapkan perayaan natal dengan sangat baik, mulai dari penari sampai dengan petugas koor, mereka menggunakan alat musik setempat. Saat perayaan ekaristi berlangsung, saya sempat diam sejenak dan sungguh-sungguh merasakan betapa bertekunnya umat dalam iman. Di tengah panasnya terik matahari, mereka datang dan mencari Tuhan. Meskipun mereka hidup dalam keterbatasan, akan tetapi semangat mereka memuji Tuhan tetap berkobar. Inilah iman, bukan soal hidup mewah dan serba ada sebab di mata Tuhan, semua orang sama, bahkan justru dalam keterbatsan, kita merasa lebih memerlukan Tuhan, Tuhanpun tidak akan membiarkan umatnya sendirian,” bebernya terharu.

Perjalanan Misi: Mengolah diri-Merasakan kasih Tuhan

Perjalanan misi membrikan kita kesempatan untuk mengolah diri dan merasakan kasih Tuhan dengan pengalaman yang berbeda dan membawa kita bertemu dengan orang lain. Kita dapat melihat apa yang mereka lakukan setiap hari dan mencoba memahami kegembiraan dan perjuangan mereka. Hal itu hanya akan terjadi jika kita melihatnya dengan mata kepala sendiri, artinya bahwa melebur di dalam kehidupan mereka. “Pengalaman kecil di atas sungguh membawa saya pada arti dari sebuah perjuangan bermisi di Mandam. Ketika berjumpa dengan mereka yang sangat membutuhkan, maka semangat untuk berbagi pun semakin terasa. Tanpa mengabaikan mereka yang selama ini kita sudah layani. Kiranya kita semakin rela memberi diri untuk orang lain, semakin giat dalam menjadi saksi di tengah-tengah umat terutama yang sangat membutuhkan sentuhan tangan kita. Bapak Pendiri, Rm. Janssen, CM pernah berpesan bahwa seorang Misionaris Awam adalah seorang yang meninggalkan pekerjaannya sendiri, kesenangannya sendiri, dan menuju ke orang lain, mencarinya; khusus orang miskin,” pungkasnya.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *