UNICEF, PEMERINTAH TIMOR LESTE dan KOMUNITAS ALMA BERSINERGI MEMBANGUN PENDIDIKAN INKLUSIF.
UNICEF, Pemerintah Timor Leste dan Komunitas ALMA saat ini terus berusaha bersinergi membangun pendidikan inklusif. Pada tanggal 3 Desember 2022, tepat pada hari Disabilitas Internasional, komunitas Dili terutama atas inisiatif Sr Makrina, ALMA selaku coordinator Pusat Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Dili mengadakan kegiatan parenting untuk para orang tua anak dengan autism. Hal ini sebagai rangkaian kegiatan training yang telah berjalan selama 21 hari. Training ini mendapat dukungan oleh Pemerintah Timor Leste yang bekerja sama dengan UNICEF dalam bidang pendidikan terutama Pendidikan inklusif.
Baca juga: KUNJUNGAN SEKRETARIS KEPAUSAN DARI ROMA DI TIMOR LESTE:
Pembukaan Training
Turut serta hadir dalam kegiatan pembukaan training ini yakni bapak Raimundo Jose Neto selaku Director Jeral Politika Pleanamentu Edikasaun no Impresaun, MEJD atau Directur Jendral Politik Perencanaan dan Percetakan Kementrian Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Bapak Antonio de Jesus selaku Direktur Planeamentu no edukasaun Inklusivu, MEJD, Bapak Mateus da Silva selaku Director Nasional Asuntu Defisiensia, MSSI, Bapak Jose Monteiro selaku Chefe Departementu Edukasaun Inklusivu, MEJD dan Ibu Ameena Muhamed selaku coordinator Pendidikan dari UNICEF.
Apresiasi dan Harapan
Dalam sambutannya, Bapa Raimundo sangat mengapresiasi pelayanan para suster ALMA yakni terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di Dili- Timor Leste. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa melalui departemen Pendidikan inklusif, dengan program penyetaraan dan persamaan hak-hak hidup terhadap orang berkebutuhan khusus.
Bantuan Untuk Pendidikan Inklusif
Bapa Raimundo sangat terbuka untuk membantu membangun Pendidikan inklusif. Harapannya pada tahun 2030, tidak ada lagi orang yang berada di belakang. Semua orang harus berjalan bersama sesuai dengan kemampuan masing-masing, posisi dan situasi serta tidak ada lagi perbedaan. Oleh sebab itu dana anggaran tahun 2023 dari kementrian Pendidikan pemuda dan olahraga bertujuan pada pembangunan dan pengembangan Pendidikan inklusif. Semoga memabntu kebutuhan pelatihan atau training di komunitas ALMA Timor Leste. Meskipun tidak terlalu besar tetapi selanjutnya akan terus berupaya membantu.
Dukungan UNICEF Dan Pemerintah Timor Leste
Dalam sambutan Sr Makrina, beliau mengucapkan terima kasih kepada UNICEF dan Pemerintah Timor Leste atas bantuan-bantunnya. Hal itu berupa 10 tablet, sebuah wifi dan printer. “Training ini adalah untuk meningkatkan sumberdaya terapis dalam bidang pengetahuan dan skill untuk layanan terapi autis,” kata Sr. Makrina. Ibu Ameena Muhamed Didi juga mengucapkan terima kasih kepada kedua Trainer dari Malang yakni Bapa Dharmana Lianta dan Sr Elisabet Witin, ALMA atas kesediaan untuk memberi pelatihan. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa UNICEF akan terus mensupport melalui kolaborasi dengan kementrian pendidikan dan kementrian sosial untuk membantu orang dan anak berkebutuhan khusus di Timor Leste.
Wawancara
Sehari sebelum Penutupan training, pihak UNICEF melakukan wawancara terhadap Sr Makrina selaku coordinator Pusat Terapi, salah satu peserta Training dan saya sendiri. Hal itu untuk memastikan apakah seluruh proses training berjalan dengan lancer dan bagaimana proses itu bisa terjadi. Pada akhir wawancara beliau meminta beberapa masukan untuk UNICEF terkait pembangunan pendikan inklusif. Pada kesempatan itu saya menyampaikan ucapan terima kasih bahwa telah membantu dan bekerja serta memberikan kepercayaan kepada komunitas ALMA untuk pengadaan training ini.
Harapan
Selanjutnya saya menyarankan agar training ini tidak cukup hanya untuk para suster jika ingin membangun pendidikan yang inklusif. Para guru di sekolah regular dan masyarakat pada umumnya juga harus mendapatkan sosialisasi. Harapannya seluruh komponen masyarakat dapat bersinergi bersama membangun masyarakat dan Pendidikan yang inklusif. Selain itu orang tua juga perlu mendapat kesempatan untuk dilatih. Saya juga menyinggung soal ruang-ruang terapi yang sangat terbatas dan perlu ada penambahan ruangan sehingga lebih banyak anak dengan autism terbantu tidak hanya anak usia dini, tetapi juga usia sekolah dan persiapan transisi ke lingkungan kerja berupa workshop. Karena menurut hasil penelitian, hampir setiap tahun prevalensi anak dengan autism terus bertambah.
Tak Kenal Lelah Berjuang
Melalui tulisan ini, saya juga ingin mengapresisasi kerja keras teman teman dan adik-adik di Timor Leste terutama Sr Makrina selaku coordinator bagian terapi yang tak kenal lelah berjuang agar para terapisnya atau para susternya maju dan trampil dalam melatih dan mendidik anak-anak yang menjadi tanggungjawab mereka melalui training ini, dan ini untuk kedua kalinya saya berada di Timor Leste untuk memberikan pelatihan. Tidak hanya terapisnya, hari ini juga terlaksana seminar atau parenting untuk orang tua anak dengan autism yang saya sampaikan sebelumnya.“Mereka hadir semua dalam acara parenting hari ini, mumpung ada ahlinya,”kata Sr. Makrina.
Hau Mos Bele
Training yang dilakukan juga sebagai upaya merayakan hari Disabilitas Internasional. Bahkan pada hari ini juga seorang anak dengan autism yang dilayani di Pusat Terapi kita mengikuti lomba melukis di Istana Presiden dengan tulisan“Hau Mos Bele” artinya Saya juga bisa.”Selain itu ada satu anak kita, Namanya Fiktor, dia mengalami hambatan fisik, dia tidak memiliki tungkai atas yang sempurna dan pada saat ini bersekolah di sekolah regular.
Thanks for all.
Terima kasih juga kepada adik-adik trainee atau peserta training yang berjumlah 16 orang yang penuh antusias dan semangat berkobar-kobar selama 21 hari tanpa ada yang mengantuk di kelas, aktif bertanya, kadang bekerja lembur sampai malam dalam berproses bersama, dalam diskusi, seting ruang dan tugas-tugas untuk anak-anak dalam rangka persiapan praktek intervensi evaluasi dan follow up hasil praktek intervensi. Thanks for all.
Together we can do more.
Terima kasih juga kepada semua saja yang terlibat membantu proses pelaksanaan training. Pada kesempatan yang sama saya juga mengajak teman-teman sekalian untuk terus belajar. Saling support, saling mendukung agar kita maju bersama. Together we can do more. Mari terus belajar belajar apa saja terutama terkait anak dan orang berkebutuhan khusus karena kita dikenal oleh masyarakat bahwa kita ini ahlinya dalam melayani orang dan anak berkebutuhan khusus serta partisipasi aktif dalam uasaha pembangunan dan pengembangan Pendidikan inklusif. Mari bergandengan tangan bersama UNICEF dan PEMERINTAH TIMOR LESTE BERSINERGI MEMBANGUN PENDIDIKAN INKLUSIF.(Sr. Elisabet Kenila Witin, ALMA)
https://almaputeri22.net/wp-admin/post.php?post=1465&action=edit
Semangat teman2… menjangkau yg tak terjangkau. Tuhan memberkati karya pelayanan ALMA di Timor Leste. TIMOR… HAU HADOMI O..💝
Terima kasih kepada UNICEF, Pemerintah Timor Leste dan Komunitas ALMA DILI. Semakin diberkati Dan jadi berkat
Profisiat ya Timor Leste
Terima kasih, Bu
Apakah aktivitas ini masih tetap berjalan?