"Saya terharu oleh ceritanya dan kerudung inilah yang membuat perjalananku semakin lancar di hari itu."
Advertisements

Persiapan Misi di Tengah Hujan di Malang

Pada 12 April 2022, hujan lebat mengguyur kota Malang, tempat aku tinggal, dan tidak juga reda hingga malam. Bintang-bintang tidak terlihat, dan bulan seolah malu bersembunyi di balik awan gelap. Suasana di luar sunyi seperti kota tanpa penghuni. Sementara itu, aku mempersiapkan diri untuk misi ke Timor Leste, negara tetangga yang belum pernah kukunjungi. Perasaanku campur aduk, penuh harap dan sedikit cemas.


Perjalanan Menuju Surabaya

Keesokan paginya, hujan semakin deras. Namun, dengan tekad yang bulat, aku segera berangkat ke Bandara Juanda di Surabaya. Perjalanan terasa lancar, ditemani seorang teman baik yang setia menungguku hingga aku tak lagi bisa melihat wajahnya setelah check-in.

Aku bersyukur kepada Tuhan atas kemurahan hati-Nya melalui Tarekat ALMA Puteri, yang memungkinkan aku mengunjungi Komunitas di Timor Leste dan bertemu teman-teman di sana. Membayangkan pertemuan itu saja sudah membuatku senang, apalagi jika benar-benar mengalaminya.


Tiba di Bandara El Tari Kupang

Begitu tiba di Bandara El Tari Kupang, aku memutuskan untuk naik taksi karena tidak ada teman yang datang menjemput. Saat berjalan menuju loket taksi, seorang gadis menyapaku dengan ramah, mengenaliku sebagai anggota ALMA dari kerudungku. Kami pun berbincang hangat tentang kenangan di Bhakti Luhur, Malang.


Bermalam di Komunitas Kupang

Ketika tiba di komunitas Kupang, aku bertemu Sr Edis, yang sibuk dengan usaha tempenya, dan Sr Tilde, yang menyambutku dengan tawa khasnya. Mereka semua sedang mengurus anak-anak binaan dan mengelola proyek komunitas. Aku kembali bersyukur atas pertemuan ini dan menyadari betapa Tuhan selalu menyertai perjalananku.


Mabuk Perjalanan Menuju Atambua

Keesokan paginya, aku dan Sr Asty melanjutkan perjalanan ke Atambua. Awalnya, aku membayangkan perjalanan akan mulus. Namun, sang sopir mengemudi dengan kencang sambil sibuk bertelepon, membuatku mulai merasa tidak nyaman. Tubuhku lemah karena mabuk darat, dan aku tidak bisa menikmati pemandangan indah di Soe dan Kefa.

Kami tiba di Atambua sekitar pukul 20.00 WITA. Meski tubuhku lelah, hatiku senang bertemu Sr Lud dan teman-teman komunitas. Aku segera beristirahat agar pulih dan tidak merepotkan orang lain.


Pengalaman Pekan Suci di Atambua

Keesokan harinya, aku memutuskan untuk tetap berada di Atambua dan mengikuti Pekan Suci. Pengalaman ini sangat membekas karena antusiasme umat yang luar biasa, meskipun mereka harus menghadapi hujan dan jarak yang jauh ke gereja. Perayaan Ekaristi berlangsung penuh hikmat, dengan koor merdu seperti paduan suara malaikat.


Perjalanan ke Timor Leste dan Sambutan di Dili

Dari Atambua, aku melanjutkan perjalanan ke Timor Leste melalui perbatasan Motaain. Pastor Ricard SVD menjemput dan mengajak kami menikmati makan siang di biaranya. Ketika tiba di komunitas Dili, anak-anak menyambut kami dengan barisan rapi, menghapus segala kelelahan perjalanan.

Aku juga berkesempatan mengunjungi Patung Cristo Rei, ikon spiritual di Dili. Meski harus menaiki banyak tangga, keindahan pemandangan dari atas dan perenungan di sepanjang jalan salib membuat pengalaman ini sangat berkesan.


Kesyukuran dan Refleksi

Aku bersyukur atas rahmat panggilan Tuhan dan kesempatan melayani di Tarekat ALMA Puteri. Perjalanan ini mengajarkan aku untuk selalu melihat kebaikan dalam setiap kejadian dan bersemangat melanjutkan karya pelayanan. Tuhan sungguh amat baik bagiku, dan aku berharap dapat terus menjadi berkat bagi mereka yang membutuhkan.

Advertisements

3 thoughts on “Misi di Atambua dan Dili

  1. Perkenalkan saya Risdan, saya ingin menyumbang untuk anak-anak panti asuhan yang ada di Timor Leste di bawah ALMA Puteri (terutama anak-anak berkebutuhan khusus), bisa minta nomor rekening yang bisa saya transfer untuk menyumbang?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *